Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten
Kuantan Singingi
|
|
Pemerintahan
|
|
- Bupati
|
H.
Sukarmis, SE, MM
|
- DAU
|
Rp.
431.274.589.000,-(2011)[1]
|
Luas
|
|
Populasi
|
|
- Total
|
281.095
jiwa (2012)[3]
|
- Kepadatan
|
45,08
jiwa/km2
|
Demografi
|
|
- Agama
|
Islam
|
- Bahasa
|
|
Pembagian
administratif
|
|
12
|
|
199
|
|
- Situs
web
|
Kabupaten
Kuantan Singingi (Kuansing)
adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau,
Indonesia. Kabupaten Kuansing disebut pula dengan
rantau Kuantan atau sebagai daerah perantauan
orang-orang Minangkabau
(Rantau nan Tigo Jurai).[4] Dalam kehidupan sehari-hari,
masyarakat Kuansing menggunakan adat
istiadat serta bahasa
Minangkabau.[5] Kabupaten ini berada di bagian
barat daya Propinsi Riau
dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Kampar.
Geografi
Kabupaten Kuantan Singingi beriklim tropis. Musim hujan berlangsung dari bulan September sampai bulan Februari dan curah hujan
tertinggi pada bulan Desember. Musim kemarau pada bulan Maret
sampai bulan Agustus.
Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi kira kira 400 m di atas
permukaan laut. Dataran tinggi di daerah ini cenderung berangin dan berbukit
dengan kecenderungan 5–300. Dataran tinggi berbukit mencapai ketinggian 400-800
m di atas permukaan laut dan merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan.
Terdapat dua sungai besar yang melintasi wilayah Kabupaten Kuantan Singingi
yaitu Sungai Kuantan
dan Sungai
Singingi. Peranan sungai tersebut sangat penting terutama sebagai
sarana transportasi, sumber air bersih, budi daya perikanan dan dapat dijadikan
sumberdaya buatan untuk mengahasilkan suplai listrik tenaga air. Daerah Aliran
Sungai (DAS) Sungai Kuantan mengaliri 9 (sembilan) kecamatan yaitu
Kecamatan Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kecamatan Gunung Toar,
Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Benai, Kecamatan Pangean, Kecamatan Kuantan
Hilir, Kecamatan Inuman dan Kecamatan Cerenti.
Kabupaten Kuantan Singingi merupakan pemekaran dari Kabupaten
Indragiri Hulu, setelah dikeluarkannya Undang-undang Nomor 53 tahun
1999, Kabupaten Indragiri Hulu dimekarkan menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Indragiri Hulu
dan Kabupaten Kuantan Singingi dengan ibu kotanya berkedudukan di Taluk
Kuantan. Pada tanggal 8 Oktober 1999 ditunjuk Drs. H. Rusdji S. Abrus sebagai
pejabat Bupati Kabupaten Kuantan Singingi. Kemudian berdasarkan pemilihan
Bupati Kuantan Singingi yang dipilih oleh DPRD Kabupaten Kuantan Singingi,
terpilih Drs. H. Rusdji S Abrus sebagai bupati definitif periode 2001- 2006.
Ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.24.133
Tahun 2001 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.24-134, diangkat
dan ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kuantan Singingi.
Namun selang waktu 2 bulan Bupati Kuantan Singingi terpilih meninggal dunia,
jabatan Bupati digantikan langsung oleh Wakil Bupati, Drs. H. Asrul Ja’afar
yang kemudian ditetapkan menjadi Bupati Kuantan Singingi berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.24-316, tanggal 20 Agustus 2001.
Kabupaten Kuantan Singingi pada awalnya membawahi 6 kecamatan kemudian
dimekarkan menjadi 12 kecamatan.
[sunting] Daftar
Bupati
Daftar Bupati yang memimpin Kabupaten Kuantan
Sengingi sejak pertama berdiri sampai sekarang:
No.
|
Nama
|
Masa jabatan
|
Keterangan
|
1.
|
Drs. H. Rusdji S Abrus
|
1999 s/d 2001
|
Sebelumnya pejabat bupati kemudian menjadi bupati
definitif
|
2.
|
Drs. H. Asrul Ja’afar
|
2001 s/d 2005
|
Sebelumnya menjadi wakil bupati kemudian mengantikan
bupati yang meninggal dunia
|
3.
|
H. Sukarmis
|
2006 s/d sekarang
|
Jabatan periode ke dua
|
Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kuansing sebanyak 291.044
jiwa.[6] Mayoritas dari mereka adalah
beretnis Minangkabau yang merupakan suku asli
Kuantan, diikuti oleh Suku Melayu yang
umumnya bermukim di sekitar daerah perbatasan bagian Timur, serta para
transmigran asal Jawa yang banyak
tersebar di daerah sentra-sentra transmigrasi dan areal perkebunan. Selain itu
juga suku-suku lain yang masuk belakangan dan umumnya bekerja sebagai buruh di
perkebunan. Mata pencarian utama penduduk di daerah ini sebagian besar bertani,
sementara yang lainnya bekerja pada bidang jasa, perdagangan, dan pegawai
negeri.
Untuk membuka keterisolasian dan mengembangkan bagian selatan, kabupaten ini
pada awal tahun fiskal 2000 telah membuat jalan raya untuk lintas selatan,
sementara jalan yang lama sepanjang 166,5 km diperbaiki. Saat ini beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten ini sudah
dilalui oleh berbagai kendaraan. Jalan yang dilalui adalah 1.998,26 km. Taluk
Kuantan sebagai ibu kota kabupaten dilalui oleh jalur barat Trans-Sumatra yang
menghubungkan Jawa dengan kota lainnya di Sumatera, seperti Padang, Bengkulu, Palembang, Bandar Lampung, Medan
dan Banda Aceh. Transportasi sungai yang
menggunakan Sungai Kuantan sangat membantu untuk perjalanan domestik, khususnya
untuk desa-desa terpencil yang ada di tepian sungai.
[sunting] Pelayanan
umum
Panorama dari Kantor
Bupati Kuansing
Pembangkit listrik yang sudah ada saat ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) dengan kapasitas total 4,180 MW. Selain itu di Lubuk Ambacang
terdapat Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) yang mampu untuk mencukupi kebutuhan
listrik di kabupaten ini, namun sampai saat ini belum terealisasi dan masih
menjadi wacana.
Layanan PT. Pos Indonesia sudah mencakup ke seluruh bagian daerah yang ada
di Kabupaten Kuantan Singingi. Penduduk juga dapat berkomunikasi dengan
menggunakan telepon, juga dengan pengembangan teknologi selular, sekarang
hampir semua layanan telekomunikasi selular dapat diakses di seluruh daerah di
Kuantan Singingi.
PDAM telah beroperasi di Teluk Kuantan,
Lubuk Jambi, Benai, Pangean, Basrah dan Cerenti. Namun begitu, kebanyakan
penduduknya tetap menggunakan air dari sumur dan Sungai Kuantan untuk kegiatan
rumah tangga.
Sedikitnya terdapat 3 Bank komersial yang melayani aktivitas bisnis dan
perdagangan di kabupaten ini, yaitu: Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat
Indonesia dan Bank Riaukepri. Namun sekarang sudah mulai bermunculan banyak
cabang Bank dari Pekanbaru, seperti Bank Mandiri dan sebagainya.
Untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, Pemerintah Kabupaten
Kuantan Singingi secara kontinu membangun infrastruktur dan fasilitas yang
berhubungan dengan kesehatan. Saat ini terdapat Rumah Sakit Umum, Pusat
Kesehatan Masyarakat (11) dan Pusat Pelayanan Terpadu (60).
Air Terjun 7 tingkat
[sunting] Wisata
Alam
Kabupaten ini memiliki beberapa kawasan wisata alam di antaranya Air
Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban di Lubuk Ambacang, Kecamatan Hulu Kuantan
sekitar 37 km dari Taluk Kuantan, merupakan sebuah air terjun yang bertingkat
tujuh, dan aliran sungai terus mengalir ke Batang Kuantan. Begitu juga di antar jalan
lintas pulau padang - pangkalan indarung, terdapat kawasan Air Terjun
Delapan Tingkat, terletak kurang lebih 5 km dati desa Pulau Padang.
Kemudian sekitar kawasan bukit barisan terdapat juga Air Terjun Guruh
Gemurai di Kasang, Kecamatan Kuantan Mudik sekitar 25 km dari Taluk Kuantan
dan Danau Kebun Nopi sekitar 3 km dari Lubuk Jambi, ibu kota Kecamatan
Kuantan Mudik. Masih di Kecamatan Kuantan Mudik terdapat juga Pemandian air
panas di seberang Sungai Pinang,
33 km dari Taluk Kuantan.
Sekitar 3 km dari Taluk Kuantan, di desa Koto Sentajo yang ditetapkan
sebagai Desa Wisata. Masih dapat disaksikan peninggalan sejarah atau
adat nenek moyang berupa rumah adat dengan bagunan asli dengan motif khusus.
Masyarakat di desa tersebut masih kental dengan adat kebiasaan yang diterima
dari nenek moyang leluhurnya. Walaupun kehidupan masyarakat sudah jauh
meninggalkan kebiasaan lama itu, namun ada hal-hal tertentu yang tidak mau
ditinggalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di belakang desa wisata ini
terdapat hutan lindung seluas 5.000 ha. Selanjutnya dari arah Taluk Kuantan
menuju Kiliran Jao, terdapat Danau Mesjid terletak 3 km dari Taluk
Kuantan.
"Jalur"
atau perahu untuk pacu jalur.
Perlombaan Pacu Jalur
Pacu Jalur merupakan festival tahunan terbesar untuk masyarakat daerah
kabupaten Kuantan Singingi khususnya pada ibu kota kabupatennya yaitu Taluk
Kuantan yang berada di sepanjang sungai Kuantan. Pada awalnya di maksudkan
sebagai acara memperingati hari-hari besar umat Islam seperti Maulid Nabi, ataupun peringatan tahun baru
Hijriah. Namun setelah kemerdekaan Indonesia, festival pacu jalur ini ditujukan
untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Indonesia. Pacu
Jalur adalah perlombaan mendayung perahu panjang, semacam perlombaan Perahu Naga di negeri tetangga Malaysia dan Singapura, yaitu sebuah perahu atau sampan
yang terbuat dari kayu pohon yang panjangnya bisa mencapai 25 hingga 40 meter.
Di daerah Taluk Kuantan sebutan untuk perahu panjang tersebut adalah Jalur.
Adapun tim pendayung perahu (jalur) ini berkisar antara 50 - 60 orang.
Sebelum acara puncak "Pacu Jalur' ini dimulai, biasanya di adakan
acara-acara hiburan rakyat berupa tarian dan nyanyian untuk menghibur seluruh
peserta dan masyarakat sekitar, terutama yang berada di Taluk
Kuantan. Pada acara Festival Pacu Jalur tahun 2009 yang lalu, mulai
di perkenalkan oleh Pemerintah Daerah setempat istilah "Jalur" Expo
2009, yaitu sebuah acara Pekan
Raya berkaitan dengan Festival Pacu Jalur tersebut.
Tradisi pacu jalur yang diadakan sekali setahun pada peringatan perayaan
hari kemerdekaan Indonesia menjadikan kota Taluk Kuantan sebagai tujuan wisata
nasional. Perlombaan perahu panjang yang berisi lebih kurang 60 orang di Sungai
Kuantan ini biasanya diikuti masyarakat setempat, kabupaten
tetangga, bahkan juga ikut pula peserta-peserta dari negara-negara tetangga
seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
Beberapa kawasan wisata lainnya seperti Tambang Emas di Logas, Arung Jeram
di Sungai Singingi dan Pangkalan Indarung, Hutan Lindung Bukit Bungkuk dan
Bukit Baling di Singingi, Gua Bunian di Bukit Kanua, kawasan Hiking dan Tracking
di Bukit Batabuah. Rumah Tradisional Tua Koto Rajo, Kompleks Candi Sangan.
Perahu Baganduang,
Kuansing
Ada beberapa kerajinan yang dapat di jadikan buah tangan, seperti pahatan,
tekat, suji dan lainnya. Selain itu juga terdapat beberapa upacara tradisional,
seperti: Upacara pernikahan, Upacara Belian atau Bulian.
Perahu Baganduang adalah atraksi budaya dan perayaan masyarakat Kuantan
ditandai dengan parade sampan tradisional yang dihiasi dengan berbagai ornamen
dan warna-warna yang menarik. Randai adalah kesenian khas dari Minangkabau,
yakni perpaduan antara seni bela diri dengan tarian yang diiringi musik
tradisional. Biasanya pertunjukkan ini berlangsung semalaman dan menceritakan
tentang legenda di daerah tersebut. Selain di Kuansing, Randai juga terdapat di
bagian lain Minangkabau.
Pendulang emas di
Sungai Singingi, Kel. Muaralembu, Kec. Singingi, Kuansing
Sektor pertanian masih memegang peranan penting sebagai sumber pendapatan
bagi masyarakat Kuantan Singingi. Lahan untuk padi seluas 10.237 ha pada tahun
2001, dengan hasil produksi 41.312,16 ton. Pada sektor perkebunan, Kabupaten
Kuantan Singingi juga memproduksi berbagai komoditas seperti jeruk, rambutan,
mangga, duku, durian, nangka, papaya, pisang, cabai, terung, timun, kol dan
tomat. Begitu juga komoditas lain seperti karet, kelapa, minyak sawit, coklat,
dan berbagai tanaman lainnya.
Dalam sektor peternakan, beberapa hewan ternak yang dipelihara antara lain
sapi 17.368 ekor, kerbau 17.132 ekor, ayam 200.061 ekor dan itik 27.442 ekor.
Sedangkan sumber potensial di sektor kehutanan, antara lain produksi hutan
terbatas 316.700 ha, hutan konversi 450.00 ha, hutan lindung 28.000 ha dan
hutan margasatwa: 136.000 ha.
Kabupaten Kuantan Singingi memiliki potensial yang besar di sektor pertambangan
dan energi, yaitu emas, batu gamping, suntan, batu bara, gas alam, pasir
sungai, sirtu, mangan dan kaolin. Pada bidang industri yang memiliki potensi
ekonomi yaitu industri minyak sawit, industri lempengan karet, industri
perabotan, industri pengolahan makanan tradisional, dan industri rumah tangga.
Beberapa bidang potensial untuk investasi di antaranya pembangkit listrik
dengan kapasitas kecil, agrikultur, pengolahan air bersih, dan pengembangan
transportasi darat dan sungai.